Otak Dibalik Teror Bomb Sarinah Bahrun Naim


Nama Muhammad Bahrun Naim Anggih alias Naim kini mencuat usai teror ledakan bom dan penembakan di depan pusat perbelanjaan Sarinah pada Kamis kemarin. Naim dituding sebagai otak di balik serangan tersebut.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menyebut teror kemarin merupakan bentuk tindakan jaringan yang dikepalai Naim agar dilihat eksis. Naim berambisi ingin mendirikan dan memimpin Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis Islamic State of Iran and Syria (ISIS) untuk kawasan Asia Tenggara.
"Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ujar Tito.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Muhammad Bahrunnaim Anggih alias Naim ini?

Naim disebutkan merupakan penghubung utama antara MIT (yang berbasis di Sulawesi) dan ISIS di Timur Tengah.
Sebuah blog yang dipublikasikan dengan menggunakan namanya menggambarkan dirinya sebagai seorang "wartawan lepas" dengan spesialisasi persoalan masyarakat Islam, dengan fokus pada politik, strategi dan intelejen.
Disebutkan dalam kolom 'tentang' dirinya disitusnya dia lahir pada 1983.
Laporan media mengatakan dia sebelumnya bekerja sebagai teknisi komputer dan mengelola sebuah warung internet di Surakarta. Dia diyakini berasal dari Pekalongan di Jawa Tengah.
Pada November 2010 dia ditahan di rumahnya di sebuah desa di Solo, dengan dugaan terlibat dalam jaringan terorisme. Dia dinyatakan bersalah pada Juni 2011 untuk kasus kepemilikan senjata, tetapi pengadilan tidak menemukan bukti yang cukup untuk membidiknya dengan dakwaan teror.

Badan Intelejen Indonesia mengatakan bahwa sejak pergi ke Suriah, Naim telah membantu perekrutan dan merencanakan serangan melawan pemerintah.
Seorang warga negara Cina dari etnis Uighur ditahan dengan dakwaan teror pada bulan lalu dan pihak berwenang Indonesia yakin dia menerima dana dari Naim.
Dalam blognya, Naim merayakan serangan yang dilakukan oleh kelompok terkait ISIS, dan menyemangati dan memberikan nasihat kepada mereka yang telah bersumpah setia pada kelompok itu.
Banyak tulisan di blognya berisi informasi membuat bahan peledak. Agustus lalu dalam sebuah tulisannya dia memuji sebuah upaya serangan di Solo yang disebut sebagai "pelaku tunggal, yang tidak terkait dengan jaringan teroris," untuk bangkit melawan Indonesia.
"Bertindaklah sendiridengan apa saja yang bisa dilakukan," kata tulisan itu. "Bambu, korek api, pasir, pisau, kaca dan bahkan batu. Bumi dan langit akan menjadi saksi apakah engkau jujur dalam sumpah setia atau tidak."
Dalam tulisan yang diunggah pada 16 November 2015, dia menggambarkan serangan Paris pada 13 November yang menewaskan 130 orang sebagai sangat menakjubkan," dan memuji para pelaku atas kedisiplinan mereka, kecermatan rencana dan kemauan untuk mengorbankan diri mereka.
"Mengapa serangan itu memberikan inspirasi? Tanya blog itu. "Pertama, jumlah korban yang besar dalam serangan di Paris. Kedua, serangan itu sangat terencana dalam soal target, waktu dan penyelesaian serangan yang berani. Hanya tentara elit yang memilih menggunakan rompi bunuh diri daripada ditangkap ketika tersudut."








0 Response to "Otak Dibalik Teror Bomb Sarinah Bahrun Naim"

Post a Comment